Sabtu, 07 Januari 2017

LAPORAN EVALUASI GIZI DALAM PENGOLAHAN PANGAN (VITAMIN C)



ACARA III
KERUSAKAN VITAMIN C SELAMA PENGOLAHAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah “Vitamin” sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen, karena pada awalnya dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N (Sirajuddin, 2009).
Salah satu fungsi utama dari vitamin C adalah mencegah sariawan dan gusi berdarah, dengan cara pembentukan kolagen. Fungsi utama dari vitamin C sebagai antioksidan yaitu menetralkan racun dan radikal bebas dalam darah maupun cairan sel tubuh. Vitamin bersumber dari bahan pangan seperti sayuran dan buah-buahan segar. Ada beberapa bahan pangan yang harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat dikonsumsi. Selama proses pengolahan, vitamin dalam bahan mengalami kerusakan dan kehilangan, comtohnya akibat ekstraksi, reaksi kimia dan perlakuan termal atau panas.
 Salah satu contohnya adalah viatamin C (asam askorbat) yang mudah terlarut didalam air dan rentan terhadap perlakuan panas. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan pada vitamin meliputi suhu, pH, oksigen, katalis logam, enzim dan sinar. Setiap vitamin mempunyai kestabilan atau stabilitas yang berlainan terhadap berbagai kondisi pengolahan. Prosedur pengolahan yang tepat dapat mempertahankan kandungan vitamin didalam suatu bahan pangan. Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum ini untuk mengetahui pengaruh proses pengolahan terhadap kerusakan vitamin.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh pengolahan terhadap kadar vitamin C buah-buahan.












                                                                                               



TINJAUAN PUSTAKA

Vitamin merupakan bahan makanan bukan penghasil energi, sehingga harus diberikan dalam makanan sehari-hari untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. Vitamin merupakan senyawa-senyawa organik yang memegang peranan penting dalam berlangsungnya berbagai proses vital di dalam tubuh. Masing-masing vitamin memegang peranan yang spesifik yang pada akhirnya dapat memengaruhi organisme keseluruhannya. Vitamin memiliki peran sangat penting untuk peertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya agar metabolisme berjalan normal (Sirajuddin, 2012).
Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah B (thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, asam pantothenat, biotin, sianokobalamin, choline, inositol) dan vitamin C. Kedua golongan vitamin ini mempunyai sifat umum yang berbeda-beda. Ada beberapa senyawa yang berhubungan dengan vitamin, yaitu antivitamin, yang kerjanya dapat merusak struktur vitamin, dan antagonis vitamin, yang kerjanya dapat dapat berkompetisi dengan vitamin (Proverawati, 2011)
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C mempunyai sifat antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein, lipid, karbohidrat dam asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif  oksigen spesies (Arifin, dkk., 2007).
            Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapat menghalangi dan menghentikan pembentukkan superoksida dan hydrogen peroksida, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat oksidan. Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C dan bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C®. Bioflavonoid berfungsi meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi konversi asam askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga mengandung likopen, likopen merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan mempunyai aktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni, dkk., 2008).
            Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin yaitu C, B kompleks, B6 dan Serotonin yang aktif sebagai neurotransmiter dalam kelancaran fungsi otak. Kandungan energi pisang merupakan energi instan, yang mudah tersedia dalam waktu singkat,sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menydiakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik di gunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh (Anonim, 2009).





PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Mei 2016 di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum
a.    Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pipet volume, pipet ukur, botol kaca, buret, pipet tetes, gelas kimia, gelas ukur, erlenmeyer, timbangan analitik, labu ukur, kertas saring, piring, mortar dan hot plate, rubber bulb.
b.    Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah amilum, aquades, iodium, pisang ketip mentah, pisang ketip goreng, pisang ketip kukus, pisang kepok mentah, pisang kepok goreng, pisang kepok kukus.

Prosedur Kerja
a.    Pembuatan Pisang Goreng


 








b.    Pembuatan Pisang Kukus
 








c.    Penentuan Kadar Vitamin C


 








                                                    


 










HASIL PENGAMATAN

Tabel  3.1 Hasil Pengamatan Kadar Vitamin C Setelah Mengalami Pengolahan
Kelompok
Jenis Pisang
Perlakuan
Kadar Vitamin C
13 Dan 14
Pisang Ketip
Mentah
59,84 mL/100 gr bahan
15 Dan 16
Pisang Ketip
Goreng
35,2 mL/100 gr bahan
17 Dan 18
Pisang Ketip
Kukus
35,2 mL/100 gr bahan
19 Dan 20
Pisang Kepok
Mentah
49,28 mL/100 gr bahan
21 Dan 22
Pisang Kepok
Goreng
95,06 mL/100 gr bahan
23 Dan 24
Pisang Kepok
Kukus
17,6 mL/100 gr bahan

Hasil Perhitungan
a.    Pisang Ketip Mentah
     Kadar Vitamin C =
                                 =
                                 = 59,84 mL/100 gr bahan

b.    Pisang Ketip Goreng
     Kadar Vitamin C =
                                 =
                                 = 35,2 mL/100 gr bahan

c.    Pisang Ketip Kukus
     Kadar Vitamin C =
                                 =
                                 = 35,2 mL/100 gr bahan


d.   Pisang Kepok Mentah
     Kadar Vitamin C =
                                 =
                                 = 49,28 mL/100 gr bahan

e.    Pisang Kepok Goreng
     Kadar Vitamin C =
                                 =
                                 = 95,4 mL/100 gr bahan

f.     Pisang Kepok Kukus
     Kadar Vitamin C =
                                 =
                                 = 17,6 mL/100 gr bahan









PEMBAHASAN

            Vitamin C merupakan nutrient organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi kimiawi dan umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari bahan makanan. Kadar vitamin C didalam berbagai makanan sangat bervariasi. Dalam satu buah sumber-sumber vitamin C, kadar vitamin C ini lebih banyak terdapat pada bagian kulitnya dibanding dagingnya. Vitamin C bersifat reduktor, maka digunakan sebagai antioksidan. Disamping itu diperlukan untuk kesehatan substansi matriks jaringan ikat, integritas epitel melalui zat perekat antar sel, prtumbuhan tulang dan gigi, kesehatan epitel pembuluh darah dan penurunan kolesterol. Salah satu sumber vitamin C yaitu pisang, yang memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi (Kumalaningsih, 2006).
            Praktikum penentuan kadar vitamin C ini digunakan 2 jenis bahan pangan yang mengandung vitamin dengan 3 perlakuan yaitu pisang ketip mentah, pisang ketip goreng, dan pisang ketip kukus serta pisang kepok mentah, pisang kepok goreng, dan pisang kepok kukus. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan kadar vitamin C pada sampel pisang ketip mentah sebanyak 59,84 ml/100 gr bahan. Pada sampel pisang ketip goreng didapatkan kadar vitamin C sebanyak 35,2 ml/100 gr bahan. Sedangkan sampel pisang ketip kukus didapatkan kadar vitamin C sebanyak 35,2 ml/100 gr bahan. Pada sampel berikutnya yaitu sampel pisang kepok mentah didapatkan kadar vitamin C sebanyak 49,28 ml/100 gr bahan. Kemudian sampel pisang kepok goreng didapatkan kadar vitamin C sebanyak 95,06 ml/100 gr bahan. Sedangkan sampel pisang kepok kukus didapatkan kadar vitamin C sebanyak 17,6 ml/100 gr bahan.
            Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa kadar vitamin C tertinggi untuk jenis pisang ketip yaitu pasa sampel pisng ketip mentah. Sedangkan pada sampel pisang ketip goreng dan kukus sama-sama mengalami penurunan kadar vitamin C yang disebabkan oleh pengaruh pengolahan berupa pemanasan. Dari data tersebut maka dapat diketahui pula bahwa hasil pengamatan sesuai dengan literatur Wenny (2007) yang menyatakan bahwa vitamin C akan menurun setelah dipanaskan dan semakin tinggi suhu pemanasan dengan waktu yang sama didapatkan kadar vitamin C semakin banyak yang terdegradasi oleh panas. Sedangkan untuk sampel dengan jenis pisang kepok, didapatkan hasil bahwa pisang kepok goreng memiliki kadar vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan kadar vitamin C pisang kepok mentah. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut terdapat ketidaksesuaian dengan literatur. Menurut Winarno (2008), yang menyatakan bahwa pada buah yang masih mentah lebih banyak kandungan vitamin C-nya karena belum terjadi pengolahan seperti pemanasan yang dapat menyebabkan hilangnya kadar vitamin C.
Vitamin C merupakan vitamin yang mudah lafrut dalam sehingga dapat lebih mudah hilang jika tidak diolah dengan baik. Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur. Kemudian pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan serta membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak  reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C. Kadar dari vitamin C, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu keadaan buah , semakin layu/kusut atau tidak segarnya vitamin menyebabkan kadar vitamin C yang terkandung dalam buah tersebut berkurang. Waktu pengekstraksian, semakin lama waktu mengekstrasi kandungan vitamin C akan semakin berkurang. Masa penyimpanan, semakin lama suatu bahan disimpan, kadarnya akan semakin rendah. Kemudian suhu, semakin tinggi suhu, kadarnya akan semakin rendah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengolah bahan pangan yang mengandung vitamin C. Konsumsi sayuran atau buah dalam keadaan mentah. Sayuran (terutama yang berdaun hijau) banyak mengandung vitamin B dan C. Sebelum memakannya, perhatikan kebersihannya. Cucilah bahan pangan di bawah air mengalir agar kotoran dan sisa- sisa pestisida yang terdapat dalam sayuran atau  buah hilang. Jangan memotong sayuran dan buah-buahan dengan ukuran terlalu kecil karena akan menjadi lebih mudah menyerap udara yang bisa menghilangkan beberapa jenis vitamin di dalamnya. Potong sayuran menjelang dimasak atau pada saat akan dimakan. Dengan begitu sayuran tidak akan terkena udara terlalu lama. Sedapat mungkin jangan mengupas atau membuang kulit buah-buahan. Vitamin banyak terdapat atau berkumpul tepat di bawah kulit, seperti kalsium, zat besi, dan potassium. Kemudian panas dan air, keduanya dapat mengurangi kandungan vitamin dan gizi yang terdapat di dalam sayuran atau buah. Vitamin B dan C larut didalam air. Oleh karena itu bila kita ingin memasak sayuran, perhatikan cara memasaknya agar kandungan vitamin larut airnya tidak hilang. Dan ingat, jangan terlalu lama merebus sayuran karena Vitamin C mudah rusak dan hilang dalam temperatur panas. Jadi, sebaiknya masaklah makanan secepat mungkin dan dengan sedikit air.

           











KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan, perhitungan, dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.    Vitamin C merupakan nutrient organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi kimiawi dan umumnya tidak disintesis oleh tubuh,
2.    Berdasarkan hasil pengamatan pada sampel pisnag ketip, kadar vitamin C tertinggi yaitu pada pisang ketip mentah.
3.    Hasil pengamatan pada sampel pisang kepok, kadar vitamin C tertinggi yaitu pada pisang kepok goreng, hal ini tidak sesuai dengan literatur.
4.    Hal-hal yang dapat menyebabkan hilang vitamin C yaitu pemanasan, pencucian, adanya alkali, dan terbukanya tempat kandungan vitamin C.
5.    Cara untuk meminimalisir kehilangan vitamin C pada bahan pangan yaitu dengan mengkonsumsi secara langsung serta menghindari pengolahan yang berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar