Sabtu, 07 Januari 2017

PROTEIN SEL TUNGGAL



TUGAS TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN
PROTEIN SEL TUNGGAL

PROTEIN SEL TUNGGAL (Single Cell Protein)

Pendahuluan
Fakta menunjukkan bahwa dunia sedang mengalami masa krisis banyaknya penduduk yang terlantar akibat kekurangan bahan pangan. Sebagian besar orang di negara berkembang dilaporkan berada dalam status kelaparan yang disebabkan oleh kekurangan sumber dan akses untuk mineral, protein, vitamin, dan makanan gizi. Kekurangan protein dalam tubuh menyebabkan penyakit kwasiorkor. Penyakit ini ditandai dengan pengecilan otot, perubahan mental, infeksi, anemia, diare, serta ganggan pada kulit. Krisis ini bisa diselesaikan dengan memberikan makanan fungsional yang mengandung protein tinggi. Makanan protein tinggi diantaranya telur, daging, protein sel tunggal. Salah satu makanan protein tinggi adalah bahan pangan yang terbuat dari mikroalga Spirulina platensis. Mikroalga ini tidak hanya bertindak sebagai sumber protein sel tunggal, tetapi juga memberikan beberapa manfaat lainnya antara lain sumber karotenoid, klorofil, serta sumber mikronutrien (Christwardana, 2013).
Protein sel tunggal merupakan produk pengembangan bahan makanan berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroba melalui mekanisme bioteknologi. Pemanfaatan mikroorganisme tersebut dilakukan untuk menghasilkan kualitas produk makanan berprotein tinggi. Dalam memproduksi protein sel tunggal adalah dengan cara fermentasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan konversi substrat menjadi massa mikrobial.  Makanan yang berasal dari mikroorganisme disebut dengan protein sel tunggal (PST) atau disebut juga single cell protein (SCP). Contoh mikroorganisme protein sel tunggal yaitu jamur Fusarium graminearum yang mengandung protein 45% dan lemak 13%. Fusarium sangat bergizi seperti halnya daging. Kelebihannya adalah memiliki kandungan serat tinggi dan bebas kolesterol. Hifa jamur Fusarium merupakan makanan yang sangat bergizi disebut dengan mikoprotein (Aryulina, 2006).

Keunggulan
            Kekurangan protein dalam tubuh menyebabkan penyakit kwasiorkor. Krisis ini bisa diselesaikan dengan memberikan makanan fungsional yang mengandung protein tinggi. Salah satu makanan protein tinggi adalah bahan pangan yang terbuat dari mikroalga Spirulina platensis. Mikroalga ini tidak hanya bertindak sebagai sumber protein sel tunggal, tetapi juga memberikan beberapa manfaat lainnya antara lain sumber karotenoid, klorofil, serta sumber mikronutrien (Christwardana, 2013).
            Protein sel tunggal yang terdapat pada Spirulina sp. dapat dimanfaatkan sebagai salah satu jenis mikrokapsul dengan kandungan nutrisi yang tinggi. Tujuan pembuatan mikroenkapsulasi ini adalah mencegah vitamin atau nutrisi yang ada di dalam pakan larut ke dalam air, sehingga pakan lebih ekonomis dan tidak mencemari air. Mikroenkapsulasi dapat juga dilakukan pada mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan terhadap penyakit tertentu (Sukardi, 2014). Keunggulan lain dari protein sel tunggal sebagai berikut:
a.         Kadar protein yang di hasilkan lebih tinggi di bandingkan protein yang berasal dari kedelai dan hewan.
b.        Mikroorganisme memiliki masa pertumbuhan yang cepat, sehingga proses produksinya juga berlangsung cepat dan dapat di hasilkan dalam jumlah besar.
c.         Produksi protein sel tunggal tidak bergantung pada iklim dan musim.
d.        Biaya yang di keluarkan untuk proses produksinya tidak besar, karena medium yang digunakan untuk mikroorganisme kebanyakan berasal dari limbah.

Kekurangan
            Mikroorganisme mempunyai kadar asam nukleat yang cukup tinggi jika dikonsumsi terus menerus oleh manusia dapat menimbulkan gangguan metabolik seperti penyakit tulang. Mikroorganisme yang berperan sebagai protein sel tunggal dikelilingi dinding sel polisakarida yang kaku dan harus dipecah untuk mengeluarkan protein intraseluler yang diharapkan. Prosedur pemecahan dinding sel memakan waktu dan energi dalam pengolahannya. Sehingga ketika dilakukan percobaan pemberian makan pada ternak dan manusia dengan protein sel tunggal mikroorganisme masih menujukkan kemungkinan adanya masalah keracunan, dan membutuhkan penelitian lebih lanjut (Purnomo, 2013).
Masalah yang bersifat keagamaan dan estetika masih mempengaruhi penerimaan protein sel tunggal sebagai sumber bahan pangan untuk manusia. Selain itu kekurangannya yaitu adanya dinding sel yang mengandung selulosa yang merupakan bahan yang sulit di cerna manusia, adanya kandungan asam nukleat yang cukup tinggi. Asam nukleat juga sulit di cerna sehingga dapat menyebabkan terjadinya asam urat.

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah. 2006. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Christwardana, M. 2013. Spirulina Platensis: Potensinya Sebagai Bahan Pangan Fungsional.
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Vol. 2 No.1
Purnomo, Hari. 2013. Ilmu Pangan. Jakarta: UI Press.
Sukardi, Purnama. 2014. Mikroenkapsulasi Protein Sel Tunggal dari Berbagai Jenis Mikroalga.
Jurnal Akuakultur Indonesia. Vol. 13 (2), 115–119
September 2016)

1 komentar:

  1. According to Stanford Medical, It's really the one and ONLY reason women in this country live 10 years more and weigh 19 KG less than us.

    (Just so you know, it is not related to genetics or some secret diet and really, EVERYTHING related to "how" they eat.)

    BTW, What I said is "HOW", not "what"...

    TAP on this link to discover if this quick questionnaire can help you discover your true weight loss possibilities

    BalasHapus