ACARA II
PENENTUAN
KADAR AIR
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Air
adalah substansi kimia yang tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara
kovalen pada suatu atom oksigen. Air
merupakan suatu pelarut yang
penting dan memiliki kemampuan melarutkan
banyak zat kimia lain kadar
air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan
pangan tersebut. Kadar air dapat juga mempengaruhi penampakan, rasa, tekstur
dan warna bahan sekalipun. Semua bahan makanan memiliki kadar air yang berbeda-beda tergantung
karakteristik bahan itu sendiri.
Penentuan
kadar air dilakukan untuk mengetahui apakah bahan pangan tersebut memiliki daya
simpan yang panjang dan kualitas
yang baik. Dengan penentuan kadar air maka dapat ditentukan proses penyimpanan,
pengolahan, pendistribusian serta penanganan yang tepat. Semakin tinggi kadar
air suatu bahan maka semakin cepat bahan pangan tersebut untuk mengalami
kerusakan atau kebusukan. Untuk mengetahui kadar air suatu bahan, maka
dilakukan penentuan kadar air.
Penentuan
kadar air dapat di lakukan dengan beberapa metode dan salah satunya yaitu
metode pengerinagn atau oven.
Metode ini merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan
menggunakan energi panas. Metode dapat dilakukan dan cukup mudah diterapkan
pada bahan pangan untuk mengetahui daya simpan dan kualitas dari bahan
tersebut. Oleh karna itu, pentingnya dilakukan penentuan kadar air ini dalam
menentukan mutu dari suatu bahan pangan.
Tujuan
Pratikum
Adapun tujuan dari pratikum ini
adalah untuk menentukan kadar air beberapa bahan pangan dan hasil pertanian
menggunakan metode pengeringan
oven,
metode oven vakum, metode detilasi dan metode Rapid Moisture
Analyzer.
TINJAUAN
PUSTAKA
Air
berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan senyawa yang terdapat dalam
bahan makanan. Untuk beberapa bahan, air berfungsi sebagai pelarut. Air dapat
melarutkan berbagai bahan seperti garam, vitamin yang larut air, mineral dan
senyawa citarasa. Banyaknya kandungan air dalam bahan pangan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kecepatan dan aktifitas enzim, aktifitas mixroba
dan aktifitas kimiawi, yaitu terjadi ketengikan, reaksi non enzimatis sehingga
menimbulkan sifat-sifat
organoleptik, penampakan, tekstur dan cita rasa gizi yang berubah.
Air bebas adalah air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan, membran,
kapiler, serat dan lain – lain, jika air
ini diuapkan seluruhnya maka kandungan air bahan berkisar antara 12 – 25 % tergantung
jenis bahan dan suhu (Amanu,
2014).
Kadar
air dalam suatu bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan
dari bahan pangan tersebut. Apabila kadar air bahan pangan tersebut tidak
memenuhi syarat makabahan pangan tersebut akan mengalami perubahan fisik dan kimiawi yang
ditandai dengan tumbuhnya mikroorganisme pada makanan sehingga bahan pangan
tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.penentuan kadar air dari suatubahan
pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan dan pendisribusian mendapat penanganan
yang tepat. Dengan memanaskan suatu bahan pangan dengan suhu tertentu maka air
dalam bahan pangan tersebut akan menguap dan berat bahan pangan akan konstan.
Berkurangnya berat bahan pangan tersebut berati banyaknya air yang terkandung
dalam bahan pangan tersebut (Saputra, 2015).
Parameter
kadar air merupakan pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan yang
bertujuan untuk memberikan batasan
minimal
atau rentang besarnya kandungaan air dlam bahan. Metode penetapan kadar air
dengan menggunakan destinasi toluen, kandungan air dalam bahan yang dinyatakan
dalam % v/b terhadap berat ekstrak. Kadar air bahan berpengaruh terhadap masa
simpan. Kadar air yang tinggi menyebabkan kerentanan terhadap aktifitas
mikroba. Kandungan air dalam ekstrak merupakan media tumbuhnya kapang dan jamur
(Guntarti, 2015).
Penentuan
kadar air dilakukan dengan memasukkan sampel dalam oven pada suhu 105˚C selama 3 jam. Kemudian berat sampel ditimbang
kadar air dalam bahan dapat dihitungan dengan rumus :
% kadar air = berat
awal - berat akhir x 100%
berat awal
Penentuan kadar
air berguna untuk mengetahui ketahanan suatu bahan dalam penyimpanannya dan
merupakan cara penanganan yang baik bagi suatu bahan untuk menghindari pengaruh
aktifitas mikroba. Jumlah kadar air yang rendah membuat bahan akan lebih tahan
disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama (Malangi, 2015).
Kadar air
merupakan parameter mutu sosis yang penting karna sosis merupakan produk yang
masa simpannya di pengaruhi oleh kadar air. Kadar air sosis fermentasi lele
berkisar antara 59,22-55,65%. Hal ini sesuai dengan SNI 01-3820-1995 tentang
sosis yaitu kadar air maksimal 67,0%. Hal ini disebabakan karena penambahan
bahan baku dan penguapan selama proses pengasupan dari fermentasi. Pada saat
sebelum fermentasi sebagian molekul airmembentuk hidrat dengan molekul lain
yang mengandung atomoksigen,nitrogen, karbohidrat, protein, garam dan senyawa
organik lainnya sehingga air yang terikat berubah menjadi air bebas (Nisa,
2016).
PELAKSANAAN
PRATIKUM
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Senin,
10 Oktober 2016 di Laboratorium kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi
Pangan dan Agroindustri Univesrsitas Mataram.
Alat
dan Bahan Pratikum
a. Alat-alat pratikum
Adapun alat-alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah Mortar, oven, timbangan analitik, desikator, pisau,
talenan, lap dan tissue
b. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah kedelai, tempe di bungkus daun dan tempe di bungkus
plastik.
Prosedur
Kerja

Ditumbuk
|

Ditimbang
Botol
|

Ditimbang
Bahan Sebanyak 2 gr
|

Dimasukkan kedalam Oven dengan suhu
105c selama 4 jam
|

Di dinginkan dalam desikator dan
ditimbang
|

Dimasukkan kembali kedalam Oven selama
30 menit
|

Didinginkan dalam desikator dan
ditimbang
|

Diulang sampai diperoleh berat konstan
|

Dihitung kadar air
Rumus kadar
air (%)
% Kadar air = a – b x 100 %
a
Keterangan :
a. Berat
botol timbang + berat bahan sebelum dikeringkan
b. Berat
botol timbang + berat bahan setelah dikeringkan
|
HASIL
PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil
Pengamatan
Tabel
2.1 Hasil pengamatan penentuan kadar air
Sampel
|
Berat
Botol timbang (gr)
|
Berat
sampel (gr)
|
Berat
botol + sampel setelah dikeringkan
|
%
Kadar air
|
||
1
|
2
|
3
|
||||
Kedelai
|
27,2827
|
2,0388
|
28,2475
|
28,2455
|
28,3654
|
3,669
|
Tempe plastik
|
27,2827
|
2,0323
|
29,0421
|
29,0408
|
29,0629
|
0,9353
|
Tempe daun
|
27,2827
|
2,0082
|
26,8794
|
26,87802
|
26,9104
|
8,2352
|
Hasil
Perhitungan
1. Kedelai
Diketahui :
a = 27,2827 + 2,0388 = 29,3125 gr
b = 28,2455 gr
Ditanya :
% kadar air = ........?
Jawab : % kadar air = a
– b x 100 %
a
=
29,3215 – 28,2455 x
100 %
29,3215
= 3,669 %
2. Tempe
Plastik
Diketahui :
a = 27,2827 + 2,0323 = 29,315 gr
b = 29,0408 gr
Ditanya :
% kadar air = ........?
Jawab : % kadar air = a
– b x 100 %
a
= 29,315 – 29,0408 x 100 %
29,315
= 0,9352 %
3. Tempe
Daun
Diketahui :
a = 27,2827 + 2,0082 = 29,2909 gr
b = 26,87802 gr
Ditanya : % kadar air =
.......?
Jawab : %
kadar air = a – b x 100 %
a
=
29, 2902 – 26, 87802 x
100 %
29,
2909
= 8, 2352 %
PEMBAHASAN
Kadar
air merupakan sejumlah air yang terkandung dalam suatu bahan termasuk bahan
pangan. Kadar air merupakan presentase kandungan air suatu bahan yang
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet
basis) dan berat kering (dry basis)
kadar air ini adalah parameter
penentu mutu bahan. Air dalam bahan pangan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan daya simpan.
Selain itu juga sebagai penentu dalam proses pengolahan dan pendistribusian
agar ditangani secara tepat. Penentuan
kadar air dalam suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa metode
diantaranya metode pengeringan atau Oven
(thermogravimetri), metode oven vakum, metode destilasi, metode kemis, metode
fisis, metode khusus dengan kromatografi, rapid mosture dilakukan dengan metode
Oven. Metode pengeringan untuk penentuan kadar air prinsipnya adalah penguapan
air atau menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan, kemudian
menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air telah di uapkan.
Penentuan
kadar air dilakukan pada beberapa bahan pangan yakni kedelai dan tempe. Kedelai
adalah salah satu tanaman jenis polong – polongan yang dapat dijadikan bahan
dasar makanan karna mengandung sumber gizi yang baik bagi manusia. Kedelai
terkenal dengan nilai gizinya, kedelai merupakan sumber protein dan merupakan
salah satu makanan yang mengandung 8 asam amino yang penting dan di perlukan
tubuh. Komposisi gizi kedelai bervariasi tergantung Varietas yang dikembangkan,
warna kulit maupun kotiledon. Salah satu makanan olahan dari kidelai adalah
tempe. Tempe adalah makanan yang dibuat dari vermentasi biji kedelai yang
menggunakan jenis kapang Rhizopus,
seperti rhizopus oligosponus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer.
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis
senyawa – senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna manusia
secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang
merekatkan biji-biji
kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Tempe kaya akan serat pangan,
kalsium, vitamin B dan zat besi. Selain itu juga mengandung Protein, lemak dan
karbohidrat yang lebih mudah dicerna di bandingkan dengan kedelai.
Hasil
pengamatan penentuan kadar air menunjukkan bahwa kedelai memiliki kadar air
sebesar 3,699%, tempe yang dibungkus dengan pelstik memiliki kadar air sebesar
0,9353% dan tempe yng dibungkus dengan daun memiliki kadar air sebesar 8, 2352%
menurut astawan (2013), kedelai memiliki kadar air yang berbeda – beda
tergantung jenis dari kedelai itu sendiri, proses penanganan, pengeringan,
penyimpanan dan pendistribusian. Kadar air kedelai yaitu < 13% sehingga dapat
diketahui bahwa hasil poenentuan kadar air yang dilakukan pada praktikum ini telah memenuhi
syarat atau sesuai kadar airnya berada dibawah 13% yakni sebesar 3,669%
sedangkan, untuk tempe, menurut Astawan
(2013),kadar air tempe harus
< 60%
dan dapat dikatakan bahwa hasil penentuan kadar air tempe yang telah di uji
telah sesuai dengan temperatur yaitu kadar air tempe plastik 0,9353% dan tempe
daun 8,2352%.
Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa kadar air tempe yang dibungkus dengan plastik memiliki kadar
air yang lebih rendah dibandingkan dengan kedelai dan tempe yang di bungkus
oleh daun. Seharusnya, tempe memiliki kadar air lebih tinggi dari kedelai. Kedelai
memiliki kadar air yang rendah karena memiliki ukuran yang kecil dan kadar
airnya akan terus menurun secara teratur sampai masak fisiologis sedangakan
tempe memiliki kadar air yang tinggi karena telah melewati proses pengolahan
yang dapat menyebabkan kadar airnya meningkat. Selain itu kadar air tempe juga
di pengaruhi oleh aktifitas pertumbuhan kapang pada tempe tersebut. Hasil
pengamatan pada tempe yang di bungkus daun menunjukkan kadar air yang lebih
tinggi yaitu 8,2352% dibandingkan dengan kedelai 3,669%. Dapat di lihat grafik
batang atau histogram tingkat kadar air dari kedelai dan tempe berikut.

Menurut
SNI -01-6231-2002 kadar air kedelai yang di persyaratkan adalah maksimal 11%
sedangakan tempe kedelai menurut SNI 3144 : 2009 kadar air yang di persyaratkan
adalah maksimal 65%. Dengan demikian
dapat diketahui kadar pada masing-masing
bahan masih berada di bahwa batas maksimum yang ditetapkan SNI. Kandungan air
dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya tahan bahan itu sendiri.
Perbedaan kadar air dalam bahan pangan disebabkan karena perbedaan bahan, kualitas bahan, metode
yang digunakan dan proses penyimpanannya. Pada sampel yang digunakan yaitu
kedelai dan tempe yang dibungkus plastik serta tempe yang dibungkus dengan
daun.
Penentuan
kadar air dengan metote pengeringan
atau oven ini cukup mudah dan murah namun memiliki
kelemahan diantaranya bahan air selain air juga ikut menguap dan ikut hilang
bersama uap air. Selain itu,
dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air dan zat mudah
menguap lain. Dengan metode ini bahan yang mengandung senyawa yang dapat
mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah
dipanaskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
air suatu bahan pangan adalah daya simpan bahan, air bebas dan air terikat,
kadar air basis basah dan kering, aktifitas air, kelembaban relatif dan kelembaban
mutlak serta sifat fisik dari bahan.penentuan kadar air suatu bahan pangan
bergantung pada sifat bahan pangan itu sendiri. Penentuan ini terkadang tidak
mudah dilakukan karena terdapat bahan yang mudah menguap. Dari bahan yang telah
di uji kadar airnya maka bahan yang kadar airnya rendah memiliki daya simpan
yang lebih baik. Kedelai adalah bahan yang kadar airnya rendah dan daya
simpanya lebih lama.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan, perhitungan dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagi berikut :
1. Kadar
air merupakan sejumlah air yang terkandung dalam suatu bahan termasuk bahan
pangan.
2. Penentuan
kadar air dapat dilakaukan dengan metode pengeringan atau oven, oven vakum, destilasi, kemis, fisis, rapid mosture analyzer dan nuclear magnetic
resonance.
3. Berdasarkan
hasil pengamatan dan perhitungan diketahui bahwa kadar air kedelai yaitu
3,699%, tempe bungkus plastik yaitu 0,9353% dan tempe bungkus daun yaitu
8,2352%.
4. Menurut
SNI (2002), kadar air kedelai maksimal 11% dan SNI (2009) mengatakan kadar air
maksimal tempe yaitu 65%
5. Faktor
– faktor yang mempengaruhi kadar air bahan pangan yaitu daya simpan bahan, air
bebas dan air terikat, aktifitas air, kelembaban relatif dan kelembaban mutlak
serta sifat fisik bahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Amanu. F.N. 2014.
Pembuatan tepung mocap di Madura ( kajian vanetas dan
lokasi
penanaman) terhadap mutu dan rendemen jurnal pangan dan agroindustri vol. 2 (3)
: 161 – 169.
Guntarti,
A. 2015. Penentuan parameter NON spesifik Ekstrak
Etanol Kulit
Buah Manggis (Garcinia Mangostana) pada
Variasi asal daerah. Jurnal
Farmasains
Vo. 2 (5)
Malangngi,L.P. 2012. penentuan
kandungan tanin dan uji aktifits antioksidan
Ekstrak
biji buah Alpukat (persea americana mill) JURNAL MIPA
UNSRAT
vol. 1 (1) : 5-10
Nisa,A.K. 2016. Pengaruh
lama pengasapan dan lama Fermentasi Terhadap
sosis
Fermentasi Ikan Lele (Clarias Gariepinus) Jurnal Pangan dan
Agrandustri
vol. 4 (1) : 367 – 376
Saputra,A. 2015. perancangan
simulator pengovenan pakan ternak
menggunakan
sensor suhu dan kelembaban berbasis Microkontroler
atmega
128 Simposium Nasional Rapi vol. 14 (1)
menarik
BalasHapus